DPR Cecar Bos PT Timah Terkait Dugaan Korupsi yang Merugikan Negara Rp271 Triliun

Se7bet slot online - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang membidangi perdagangan, industri, investasi, koperasi dan UKM, serta urusan BUMN, mengadakan rapat kerja dengan perusahaan tambang timah milik negara PT Timah (Persero) Tbk hari ini, 2 April. Beberapa anggota Komisi mencecar Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal mengenai dugaan korupsi dalam pengurusan Izin Usaha Pertambangan (IUP), yang kabarnya menyebabkan kerugian negara hingga Rp271 triliun.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Herman Haeron menyatakan bahwa presentasi yang disampaikan oleh PT Timah (IDX: TINS) "tidak menggambarkan fakta yang sebenarnya". Ia mengatakan bahwa Ahmad, sebagai Direktur Utama PT Timah, tidak mampu mengelola perusahaan dengan baik.

"Kerugian lingkungan lebih dari Rp271 triliun adalah angka yang fantastis," kata Herman dalam pertemuan tersebut.

Se7bet situs slot online - Herman, seorang politisi dari Partai Demokrat, mengatakan bahwa ia telah melakukan kunjungan ke daerah-daerah di sekitar lokasi pertambangan Timah. Ia mengklaim bahwa ketika ditanya, warga di daerah tersebut mengatakan kepadanya bahwa perusahaan tidak mengelola operasi pertambangannya dengan baik. 

"Tidak heran jika banyak pemain ilegal yang masuk dan kemudian memanfaatkan celah-celah di luar konteks kemampuan manajemen," komentarnya.

Anggota Komisi VI lainnya, Amin AK, juga mengatakan bahwa pemaparan PT Timah hanya formalitas, dan penjelasan manajemen tidak memberikan sedikitpun informasi mengenai kasus perdagangan timah yang sedang ramai diperbincangkan.Amin menyinggung soal kerugian PT Timah selama 3 tahun terakhir. "Kita perlu tahu posisi pasti perusahaan negara ini. Ada penambang ilegal di mana-mana. "Jangan sampai BUMN ini dikelola oleh penambang ilegal," katanya.

Se7bet slot online terpercaya - Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Dani Virsal mengatakan bahwa perusahaannya telah mengalami kerugian sebesar Rp 450 miliar yang disebabkan oleh penurunan harga timah di pasar dunia.Ahmad mengatakan bahwa produksi PT Timah juga mengalami penurunan, di samping beban operasional perusahaan yang tetap tinggi.

"Beban puncak tidak berubah, biaya puncak juga sama, tapi pendapatan kami turun besar-besaran karena penurunan produksi. Hal ini diperparah dengan turunnya harga jual timah, sehingga pendapatan turun besar-besaran," katanya.



Komentar